Monday 20 October 2014

Makalah : Pemijahan Ikan Dengan Sistem Cangkringan


BAB I
PENDAHULUAN

Hypofisasi adalah suatu metoda untuk memprcepat pematangan gonada induk ikan agar berovulasi, yaitu dengan menyuntikan cairan kelenjar hypofisa ikan donor ke dalam tubuh induk ikan yang akan dipijahkan. Sistem ini dikenal dengan sistem pemijahan buatan, terutama untuk memijahkan jenis-jenis ikan yang sulit berpijah (seperti: tawes, lele dumbo, grasscarp dll).
Akan tetapi di dalam sistem hypofisasi selalu diperlukan ikan donor (ikan mas)yang harus dikorbankan untuk diambil kelenjar hypofisisnya. Oleh karena itu untuk menghindarkan pengorbanan tersebut di BII Sentral Cangkringan telah dikembangkan pemijahan ikan dengan "sistem cangkringan", yaitu cara pemijahan dengan menggunakan ikan mas yang dipijahkan bersamaan di dalam 1 (satu) bak dengan induk ikan lain yang sulit berpijah. Cara tersebut digunakan untuk merangsang berpijahnya induk-induk ikan lain yang sulit dipijahkan walaupun telah matang gonad.
Seperti telah diketahui bahwa ikan mas selain merupakan donor universal juga dikenal sebagai ikan yang mudah berpijah. Oleh sebab itu dalam cara inipun yang dipergunakan sebagai ikan donor adalah induk ikan mas. Dengan "sistem cangkringan" ini, ikan mas tidak perlu dikorbankan, bahkan selain induk ikan mas dapat dipergunakan untuk pemijahan beberapa kali, telur yang dihasilkannya dapat ditetaskan sebagai hasil sampingan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.        TEKNIK PEMIJAHAN
1)      Tempat pemijahan dapat berupa kolam atau bak semen ukuran 10 x 5 1 m yang pada bagian atasnya dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan air selama pemijahan berlangsung.
2)      Tempat pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan.
3)      Pada tempat pemijahan dipasang happa. Ukuran happa untuk pemijahan ikan mas adalah 4 x 2 x 1 m; untuk ikan tawes adalah 2 x 1 x 1 m dan untuk lele cukup 1 x 1 x 1 m.
4)      Setelah pemasangan happa selesai, alirkan air ke tempat pemijahan hingga tinggi air dalam happa kira-kira 20-30 cm.
5)      Pilihlah induk ikan mas yang telah matang telur. Masukkan induk ke dalam happa. Perbandingan induk jantan dan betina adalah 2:1.
6)      Untuk jenis ikan yang telurnya mempunyai sifat melakat/menempel maka di dalam happa harus dipasang kakaban.
7)      Masukkan induk-induk ikan lele dumbo, grasscarp, mola dll yang telah matang telur ke dalam happa. Perbandingan indukjantan dan betina tergantung dari jenis ikannya. Untuk ikan tawes perbandingan induk jantan dan betina adalah 2:3 dan untuk ikan lele adalah 1:1.
8)      Kemudian air dialirkan melalui pipa yang terletak di atas kolam sehingga air masuk dalam tempat pemijahan seperti air hujan.

B.        PROSES PEMIJAHAN
1)      Jika induk yang dipilih benar-benar telah matangtelur, maka pada malam harinya akan memijah.
2)      Induk ikan mas akan memijah terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian ikan lain akan terangsang untuk berpijah.

C.        PENETASAN TELUR
1)      Untuk telur-telur yang sifatnya melekat, cukup dibiarkan menetas dalam happa.
2)      Sedangkan untuk telur yang tidak melekat dapat ditetaskan pada corong penetasan.
3)      Tergantung dari jenis ikannya, beberapa hari kemudian telur akan menetas. Kemudian larva-larva tersebut dapat dipindahkan dalam tempat (bak)pendederan.

D.       BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR CANGKRINGAN
Di BAT Cangkringan sebenarnya banyak jenis-jenis ikan yang di budidayakan diantaranya adalah : Ikan Nila Merah, Ikan Nila Hitam, Ikan Lele, Red defill, Ikan Mas, Ikan Tawes, Ikan GrassCarp, Ikan Gurami, Ikan Bawal dan Bahkan juga ada Lobster Air Tawar. Tetapi di Bat Cangkringan ikan yang lebih di utamakan adalah ikan Nila dan adapun jenis ikan- ikan yang lainnya itu hanya sebagai smpingan saja. Sebab menurut pegawai BAT Cangkringan, hal tersebut dilakukan karena :
·         Mengikuti permintaan pasar,
·         Harganya terjangkau,
·         Dari segi penyakitnya mudah di obati,
·         Dan Pemasarannya luas.

1)        PERSIAPAN KOLAM
Langkah awal dalam persiapan kolam yang dilakukan di BAT Cangkringan adalah melakukan pengeringan kolam yang habis di panen ikannya dan pipa saluran airnya di tutup di biarkan selama 1-2 hari agar dasar kolam bisa kering dan parasit-parasit serta binatang pengganggu lainnya bisa mati terkena sinar matahari. Tetapi jika kolam tersebut masih baru/baru di buat cukup dengan member pupuk kandang saja di dalam kolam.
Proses Pemeliharaan kolam :
o    Setelah ikan di panen dan kolam di keringkan.
o    Pembenahan pematang, Pematang- pematang yang sudah mulai longsor di rapikan lagi dengan menggunakan cangkul.
o    Dilakukan pengapuran secara merata, guna untuk membunuh hama penyakit dan parsit-parasit serta binatang-binatang pengganggu lainnya.
o    Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang (kotoran sapi), Pemupukan ini hanya di taruh di pinggir-pinggir dalam kolam saja. Terdapat 10 titik tempat pemberian pupuk, guna untuk menambah kesuburan tanah dan menambah pakan alami ikan.
o    Pengisian air kolam dan menambah dedaunan,pemberian tersebut berguna untuk menambah pakan alami ikan dan tempat sembunyi benih-benih ikan yang akan di masukkan.
o    Mengisi kolam dengan indukan ikan atau benih-benih ikan , yang sebelumnya telah melalui tahap-tahap seperti di atas.
2)        PENGAPURAN
Pengapuran ini dilakukan setelah ikannya di panen dan air kolamnya dikeringkan barulah besok paginya dilakukan pengapuran secara merata, guna untuk membunuh kuman penyakit, Bakteri, Parasit serta binatang –binatang pengganggu lainnya. Pengkapuran jika dilakukan di tempat yang kering hanay di taburi kapur sedikit saja, tidak terlalu banyak sebab sudah di bantu dengan pancaran sinar matahari. Tetapi jika di tempat yang basah, pemberian kapurnya harus banyak dan merata agar kapurnya busa di serap oleh tanah yang berlumpur dan penyakit-penyakit yang berada di dalam lumpur bisa di basmi. Selain itu, tujuan pengapuran yaitu untuk Memperbaiki PH Air.
Kapur yang digunakan yaitu jenis kapur Tohor (CaO). Dengan dosis pengapuran yaitu 100-150 gr/m2.
3)        PEMUPUKAN
Pada pemupukan ini pupuk yang di gunakan adalah Pupuk Kandang kotoran sapi, Pemberian pupuk kandang ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah dan untuk menghasilkan pakan alami ikan/larva seperti : Daphnia sp (jenis udang kecil), alga, dan dapnia. Juga untuk membantu pertumbuhan ikan/larva. Dosis pemupukan yaitu 500 gr/liter. Satu tempat kolam idealnya di beri pupuk di 10 titik/10 tempat sebanyak 10 grobak/lori. Berguna untuk menyuburkan tanah dan tempat hidupnya plankton-plankton pakan alami ikan.
4)        PERSIAPAN
a.        PEMIJAHAN
Pemijahan di BAT Cangkringan dilakukan dengan cara :
*        Seleksi induk jantan dan betina (siap untuk di pijahkan).
*        Indukan ikan di taruh di dalamkolam semen berukuran P:9 m, L:3 m.(sebelumnya indukan ikan jantan dan betina sudah sudah melalui tahap penimbangan).
*        Kedalaman kolamnya yaitu mencapai ± 160 cm.
*        Didalam kolam diberi KAKABAN (Tempat menempelnya telur ikan)
*        Perbandingan Jumlah indukan :
-         Ikan Nila 1:3 (1 dan 3 )
-         Ikan Mas 3:2 (3 dan 2 )
-         Ikan Lele 1:1 (1 dan 1 )
*        Kedalaman air : 75 cm
Ikan Biasanya mulai memijah pada malam hari.
b.        LARVA
Larva-larva tersebut sebelum di masukkan kedalam kolam di taruh di Hapa terlebuh dulu, hapa di letakkan di kolam dekat saluran pemasukan dengan maksud agar tercukupi kebutuhan oksigennya. Larva hasil panen di kumpulkan maksimal tiga hari sebelum di masukkan ke kolam untuk di dederkan. Dengan tujuan agar nantinya mempunyai ukuran yang seragam.


c.         PENDEDERAN
Pendederan pertama dilakukan di kolam yang luas, pakan yang di gunakan yaitu berupa pellet halus yang di aduk dengan air.
Persiapan Pendederan :
·      Pengeringan kolam
·      Perbaikan Pematang
·      Pengapuran
·      Pemupukan
·      Pengairan.
Pendederan Pertama (P1) : 200 ekor/meter
Pendederan Kedua (P2) : 100 ekor/meter
Pendederan Ketiga (P3) : 50 ekor/ meter
d.        BENIH
Benih ikan dimasukkan kedalam kolam setelah kolam tersebut di taburi kapur dan di pupuk, setelah selang beberapa hari barulah benih-benih tersebut dimasukkan. Pembenihan adalah pemeliharaan ikan setelah lepas masa larva. Masa lepas larva biasanya 1-1,5 bulan. Setelah lama di taruh di kolam beradaptasi dengan linkungannya, baru selanjutnya diambil kembali untuk dilakukan sampling.Cara kerja sampling yaitu :
-            Pengukuran panjang badan (dengan menggunakan penggaris)
-            Penimbangan berat badan (dengan menggunakan timbangan digital)
Sampling tersebut dilakukan bertujuan untuk, menentukan berapa Kg pakan yang harus di berikan dari (%) berat badan(Kg) ikan, agar pertumbuhannya bisa maxsimal.
Kapasitas benih didalam kolam yaitu : 40% () dan 60% (). Yang jantan sisanya dijadikan konsumsi.

e.        INDUK
Indukan ikan tersebut biasanya di seleksi terlebih dulu untuk di bedakan antara yang jantan dan yang betina, sebab innduk yang di masukkan kedalam kolam tersebut sudah satu paket yaitu 100 ekor () dan 400 ekor () dengan jumlah keseluruhan yaitu 500 ekor. Setelah di panan biasanya sudah tidak lengkap satu paket karena sebagian ada yang mati.
{  Seleksi induk
-          Memiliki umur matang gonad yang sesuai, untuk betina ± 10 bulan, jantan ± 8 bulan
-          Bobot induk betina minimal 200 g, jantan 250 g
-          Bentuk tubuh proporsional, tanpa cacat
-          Berasal dari panti induk yang berkualitas
{  Sexing induk
-          Dilihat dari kelaminnya
-          Warna badan
-          Bentuk badan
5)        PAKAN
Pakan alami ikan saat berada di kolam adalah Zooplankton (plankton Hewani) seperti Retifera sp,Moina sp, dan dapnia sp, Fitoplankton, tanaman – tanaman air (ganggang), binatang berukuran kecil,seperti udang, Jentik-jentik nyamuk, larva, cacing, sisa-sisa bahan organic yang masih segar, daun tumbuhan lunak, seperti Hydrilla, ganggang sutra, dan klekap, serangga, Crustacea, cladocera, copepod, ostracoda, perifiton, serta tumbuhan lumutpun menjadi makanan alami induk nila. Pakan alami diatas sebagian juga sebagai makanan alami Larva dan benih ikan. Petani budidaya juga member pakan yang berasal dari pabrik, Seperti yang dilakukan di BAT Cangkringan, mereka menggunakan pakan Pelet bermerek Pokphand (Pakan ini bisa untuk semua jenis ikan).

Analisis pakan Pokphand :
-       Protein : Min. 25%
-       Lemak : Min. 5%
-       Serat : Max. 5%
-       Kadar air : Max. 12%
Komposisi pakan (bahan-bahan yang dipakai) :
Tepung ikan, Bungkil kacang kedelai, Pecahan gandum, Dedak padi, Vitamin A, C, D3, E, K, B2, B6, B12, Niasin, Kalsium D Panthethonate,Choline chloride, Trace mineral dan Antioxidan. Pakan yang paling bagus untuk digunakan sebagai pakan ikan adalah pakan yang Proteinnya tinggi, karena bisa menunjang pertumbuhan ikan.
Porsi pemberian pakan di BAT cangkringan : Ada yang ikannya sampai kenyang, Ada juga yang 5% - 10% dari berat badan. Biasanya ikan yang sudah ditentukan Kg pakan dari % berat badannya, sebelumnya ikan terssebut sudah melalui tahap sampling, yaitu pengukuran panjang badan dan penimbangan berat badan.
Pemberian pakan di BAT Cangkringan dilakukan pada Pagi dan Sore hari. Bahkan pemberian pakan pada ikan Lele juga dilakukan pada Malamhari karena Lele juga termasuk Binatang malam.
6)        FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM BUDIDAYA IKAN
a.        Oksigen
Oksigen yang terlarut yang ideal untuk tumbuh dan brkembang biak bagi ikan adalah 5-6 ppm. Ikan hanya mengambil 3-5 ppm, karena kebanyakan ikan dapat langsung mengambil udara dari permukaan air, dan biasanyasejenis ikan nila suka air yang mengaling dari atas, karena banyak mensuplay oksigen dan biasanya ikan nila jika airnya tidak mengalir dia akan setres, pertumbuhan tidak optimal, nafsu makan berkurang dan banyak penyakit yang menyerang dalam sekejap ikan akan mati mendadak.
b.        Suhu
Suhu air selain berpengaruh terhadap pertukaran zat-zat atau metabolism dari makhluk hidup, juga berpengaruh terhadap kadr oksigen yang terlarit. Semakin tinggi suhu air, maka maka semakin sedikit oksigen yang terlarut. Suhu disini juga haris selalu dicek dengan menggunakan alat pengukur suhu.
c.         PH
Ikan air tawar di BAT Cangkringan Tumbuh baik pada derajat keasaman 6,5-8,5 0. Dan kadar PH ini setiap kali juga harus di control/di cek dengan menggunakan PH meter yang telah tersedia di BAT Cangkringan.
d.        Senyawa kimia
Bahan–bahan bercun seperti CO2, H2S, NH3 , Akan menghambat pertumbuhan ikan khususnya ikan Nila, bahkan dalam konsentrasi yang tinggi bahan–bahan kimia beracun tersebut dapat menyebebkan kematian. Kadar CO2 Masih dapat di tolerir oleh ikan khususnya ikan Nila, jika hanya terdapat 15-30 ppm, Sedangkan untuk H2S dan NH3 tidak lebih dari 2 ppm. (Djariah, 1995).
7)        PENYAKIT
Penyakit adalah organisme yang hidup dan berkembang di dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhn ya terganggu.
Ada dua factor yang dapat manyebabkan ikan sakit. Pertama, penyakit yang disebabkan oleh gangguan jasad hidup atau sering di sebut dengan penyekit parasite. Kedua, penyakit yang disebabkan oleh factor fisik dan kimia perairan atau sering di sebut dengan penyakit non parasiter.
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit dan Pengendaliannya yang banyak menyerang ikan di BAT Cangkringan:
a.        Penyakit Gatal
Penyebab : Parasit Trichodina sp
Gejala klinis :
-          Ikan pucat, Nafsu makan menurun dan gelisah.
-          Menggosok-gosokkan badan pada benda-benda di sekitarnya (gatal)
-          Frekwensi pernafasan meningkat dan sering meloncat-loncat.
-          Iritasi sel epitel kulit, produksi lender berlebih sehingga berwarna kecoklatan atau kabiruan.
-          Sirip rusak (Gripis dan Rontok)
Pengendalian :
-          Mempertahankan suhu >29 oC
-          Menjaga kualitas air dan fkwensi pergantian air lebih seriang
-          Menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan tubuh ikan melalui imunustimulan (contoh Vit. C)
-          Perendaman dengan menggunakan garam dapur 300 ppm atau kalum permanganate (PK) 4 ppm selama 12 jam.
b.        Penyakit Bintik putih (White Spot)
Penyebab : Ichthyopthirius sp
Gejala klinis :
-          Ikan pucat, Nafsu makan menurun dan gelisah.
-          Terdapat bintik-bintik putih di sirip, kulit dan insang, sehingga disebut penyakit bintik putih.
-          Pertumbuhannya lambat.
-          Ikan yang diserang akan banyak mengeluarkan lender.
Pengendalian :
-          Ikan direndam kedalam larutan Methilene Blue.
-          Juga Bisa dengan menggunakan Garam Dapur (NaCl) sebanyak 1-3 g per 10 ml air bersih. Lama perendaman 5-10 menit.
c.         Penyakit Merah
Penyebab : Bakteri Aeromonas Hydrophila
Gejala klinis :
-          Warna tubuh kusam/gelap, nafsu makan menurun mengumpul di dekat saluran pembuangan, kulit kasar, dan ekses lender.
-          Pendarahan pada pangkal sirip, ekor, sekitar anus dan bagian tubuh yang lain.
-          Sisik lepas, luka, dan akhirnya menjadi borok.
-          Pada infeksi berat, perut lembek dan bengkak (dropsiy) yang berisi cairan merah kekuningan.
-          Ikan mati lemas dan sering di temukan di permukaan maupun di dalam kolam.
Pengendalian :
-          Managemen kesehatan hewan terpadu antara insanag, pathogen dan lingkungan.
-          Vaksinasi dengan vaksin Aeromonas Hydrophila (Hydrovac) melalui perendaman pada dosis 1 ml/10 liter air selama 15 menit, dan di ulang (booster) melalui pakan pada dosis 3 ml/kg bobot tubuh ikan di berikan selama 5 hari berturut-turut.
-          ROXINE Aquatic melalui perendaman pada dosis 12 gr/100 liter air selama 15 hari untuk budidaya dan perendaman pada dosis 0,5-1gr/100 liter air (5-10 ppm) ikan dapat di panen setelah 14-21 hari dari pengobatan.
d.        STREPTOCOCCOIS
Penyebab : Bakteri Streptococcus iniae
Gejala klinis :
-          Nafsu makan menurun, Lemah, tubuhnya berwarna gelap, dan pertumbuhannya lambat.
-          Matanya menonjol (Exopalmia), pendarahan, perutnya kembung (dropsy) atau luka yang berkembang menjadi borok.
-          Pergerakannya tidak terarah (Nervous).
-          Pendarahan pada tutuup insang (Operculum).
Pengendalian :
-          Managemen kesehatan hewan terpadu antara insanag, pathogen dan lingkungan.
-          Vaksinasi denagn menggunakan vaksin anti Streptococcus iniae (AQUAVAC TM GARVETIL) Untuk ikan berukuran 1 gr, dengan cara perendaman pada dosis 0,01 ml/gr ikan selama 60 detik.
-          FUJIPENIN TM 40 pada dosis 0,25 gr/kg ikan atau selama 5 hari berturut-turut, ikan dapat di panen 14-21 hari setelah pemberian obat di hentikan.
8)        BAGIAN PROSES PRODUKSI BAT CANGKRINGAN
a.        Produksi benih : Seleksi induk Pemijahan Penetasan Pendsederan 1
Panen Distribusi.
b.        Produksi Induk : Seleksi indik Pemijahan Penetasan telur Pendederan 1 Seleksi benih 1 Pendederan II Seleksi benih ke II Pembesaran 1 Seleksi calon induk1 Pembesaran ke II Seleksi calon induk II
Panan calon induk Distribusi.
c.         Produksi Ikan Konsumsi : Abkiran Calon induk, Abkiran Induk Distribusi.
9)        PROSES MATARANTAI PEMASARAN BAT CANGKRINGAN
-            Produsen Konsumen (Petani dating sendiri)
-            Produsen Tengkulak Konsumen.





BAB III
KESIMPULAN

Pada umumnya jenis-jenis ikan liar atau yang baru saja dijinakkan dari alam sulit dipijahkan. Bahkan beberapa jenis ikan, seperti tawas, yang sudah lama dikenal sebagai ikan budidayapun kenyataannya relatif sulit dipijahkan.
Tetapi setelah cukup lama dipraktekkan di BII Sentral Cangkringan, ternyata sistem imbas dapat dipergunakan untuk mengatasi hal tersebut di atas. Beberapa jenis ikan yang dapat dipijahkan dengan sistem cangkringan antara lain adalah : tawes, grascarp, lele dumbo, dll.

Sumber :

0 comments:

Post a Comment