BAB I
PENDAHULUAN
Hypofisasi adalah suatu
metoda untuk memprcepat pematangan gonada induk ikan agar berovulasi, yaitu
dengan menyuntikan cairan kelenjar hypofisa ikan donor ke dalam tubuh induk
ikan yang akan dipijahkan. Sistem ini dikenal dengan sistem pemijahan buatan, terutama
untuk memijahkan jenis-jenis ikan yang sulit berpijah (seperti: tawes, lele
dumbo, grasscarp dll).
Akan tetapi di dalam
sistem hypofisasi selalu diperlukan ikan donor (ikan mas)yang harus dikorbankan
untuk diambil kelenjar hypofisisnya. Oleh karena itu untuk menghindarkan
pengorbanan tersebut di BII Sentral Cangkringan telah dikembangkan pemijahan
ikan dengan "sistem cangkringan", yaitu cara pemijahan dengan
menggunakan ikan mas yang dipijahkan bersamaan di dalam 1 (satu) bak dengan
induk ikan lain yang sulit berpijah. Cara tersebut digunakan untuk merangsang
berpijahnya induk-induk ikan lain yang sulit dipijahkan walaupun telah matang
gonad.
Seperti telah diketahui
bahwa ikan mas selain merupakan donor universal juga dikenal sebagai ikan yang
mudah berpijah. Oleh sebab itu dalam cara inipun yang dipergunakan sebagai ikan
donor adalah induk ikan mas. Dengan "sistem cangkringan" ini, ikan
mas tidak perlu dikorbankan, bahkan selain induk ikan mas dapat dipergunakan
untuk pemijahan beberapa kali, telur yang dihasilkannya dapat ditetaskan
sebagai hasil sampingan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEKNIK PEMIJAHAN
1) Tempat pemijahan dapat
berupa kolam atau bak semen ukuran 10 x 5 1 m yang pada bagian atasnya dipasang
pipa yang dilubangi untuk mengalirkan air selama pemijahan berlangsung.
2) Tempat pemijahan harus
dibersihkan dan dikeringkan.
3) Pada tempat pemijahan
dipasang happa. Ukuran happa untuk pemijahan ikan mas adalah 4 x 2 x 1 m; untuk
ikan tawes adalah 2 x 1 x 1 m dan untuk lele cukup 1 x 1 x 1 m.
4) Setelah pemasangan happa
selesai, alirkan air ke tempat pemijahan hingga tinggi air dalam happa
kira-kira 20-30 cm.
5) Pilihlah induk ikan mas
yang telah matang telur. Masukkan induk ke dalam happa. Perbandingan induk
jantan dan betina adalah 2:1.
6) Untuk jenis ikan yang
telurnya mempunyai sifat melakat/menempel maka di dalam happa harus dipasang
kakaban.
7) Masukkan induk-induk ikan
lele dumbo, grasscarp, mola dll yang telah matang telur ke dalam happa.
Perbandingan indukjantan dan betina tergantung dari jenis ikannya. Untuk ikan
tawes perbandingan induk jantan dan betina adalah 2:3 dan untuk ikan lele
adalah 1:1.
8) Kemudian air dialirkan
melalui pipa yang terletak di atas kolam sehingga air masuk dalam tempat
pemijahan seperti air hujan.
B.
PROSES PEMIJAHAN
1) Jika induk yang dipilih
benar-benar telah matangtelur, maka pada malam harinya akan memijah.
2) Induk ikan mas akan
memijah terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian ikan lain akan terangsang untuk
berpijah.
C.
PENETASAN TELUR
1) Untuk telur-telur yang
sifatnya melekat, cukup dibiarkan menetas dalam happa.
2) Sedangkan untuk telur yang
tidak melekat dapat ditetaskan pada corong penetasan.
3) Tergantung dari jenis
ikannya, beberapa hari kemudian telur akan menetas. Kemudian larva-larva
tersebut dapat dipindahkan dalam tempat (bak)pendederan.
D. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
CANGKRINGAN
Di BAT Cangkringan sebenarnya banyak jenis-jenis ikan
yang di budidayakan diantaranya adalah : Ikan Nila Merah, Ikan Nila Hitam, Ikan
Lele, Red defill, Ikan Mas, Ikan Tawes, Ikan GrassCarp, Ikan Gurami, Ikan Bawal
dan Bahkan juga ada Lobster Air Tawar. Tetapi di Bat Cangkringan ikan yang
lebih di utamakan adalah ikan Nila dan adapun jenis ikan- ikan yang lainnya itu
hanya sebagai smpingan saja. Sebab menurut pegawai BAT Cangkringan, hal
tersebut dilakukan karena :
·
Mengikuti permintaan pasar,
·
Harganya terjangkau,
·
Dari segi penyakitnya mudah di obati,
·
Dan Pemasarannya luas.
1)
PERSIAPAN KOLAM
Langkah awal dalam persiapan kolam yang dilakukan di
BAT Cangkringan adalah melakukan pengeringan kolam yang habis di panen ikannya
dan pipa saluran airnya di tutup di biarkan selama 1-2 hari agar dasar kolam
bisa kering dan parasit-parasit serta binatang pengganggu lainnya bisa mati
terkena sinar matahari. Tetapi jika kolam tersebut masih baru/baru di buat
cukup dengan member pupuk kandang saja di dalam kolam.
Proses Pemeliharaan kolam :
o Setelah ikan di panen dan
kolam di keringkan.
o Pembenahan pematang,
Pematang- pematang yang sudah mulai longsor di rapikan lagi dengan menggunakan
cangkul.
o Dilakukan pengapuran
secara merata, guna untuk membunuh hama penyakit dan parsit-parasit serta
binatang-binatang pengganggu lainnya.
o Pemupukan dengan
menggunakan pupuk kandang (kotoran sapi), Pemupukan ini hanya di taruh di
pinggir-pinggir dalam kolam saja. Terdapat 10 titik tempat pemberian pupuk,
guna untuk menambah kesuburan tanah dan menambah pakan alami ikan.
o Pengisian air kolam dan
menambah dedaunan,pemberian tersebut berguna untuk menambah pakan alami ikan
dan tempat sembunyi benih-benih ikan yang akan di masukkan.
o Mengisi kolam dengan
indukan ikan atau benih-benih ikan , yang sebelumnya telah melalui tahap-tahap
seperti di atas.
2)
PENGAPURAN
Pengapuran ini dilakukan setelah ikannya di panen dan
air kolamnya dikeringkan barulah besok paginya dilakukan pengapuran secara
merata, guna untuk membunuh kuman penyakit, Bakteri, Parasit serta binatang
–binatang pengganggu lainnya. Pengkapuran jika dilakukan di tempat yang kering
hanay di taburi kapur sedikit saja, tidak terlalu banyak sebab sudah di bantu
dengan pancaran sinar matahari. Tetapi jika di tempat yang basah, pemberian
kapurnya harus banyak dan merata agar kapurnya busa di serap oleh tanah yang
berlumpur dan penyakit-penyakit yang berada di dalam lumpur bisa di basmi.
Selain itu, tujuan pengapuran yaitu untuk Memperbaiki PH Air.
Kapur yang digunakan yaitu jenis kapur Tohor (CaO).
Dengan dosis pengapuran yaitu 100-150 gr/m2.
3)
PEMUPUKAN
Pada pemupukan ini pupuk yang di gunakan adalah Pupuk
Kandang kotoran sapi, Pemberian pupuk kandang ini bertujuan untuk menjaga
kesuburan tanah dan untuk menghasilkan pakan alami ikan/larva seperti : Daphnia
sp (jenis udang kecil), alga, dan dapnia. Juga untuk membantu pertumbuhan
ikan/larva. Dosis pemupukan yaitu 500 gr/liter. Satu tempat kolam idealnya di
beri pupuk di 10 titik/10 tempat sebanyak 10 grobak/lori. Berguna untuk menyuburkan
tanah dan tempat hidupnya plankton-plankton pakan alami ikan.
4)
PERSIAPAN
a.
PEMIJAHAN
Pemijahan di BAT Cangkringan dilakukan dengan cara :
Seleksi induk jantan dan betina (siap untuk di pijahkan).
Indukan ikan di taruh di dalamkolam semen berukuran P:9 m,
L:3 m.(sebelumnya indukan ikan jantan dan betina sudah sudah melalui tahap
penimbangan).
Kedalaman kolamnya yaitu mencapai ± 160 cm.
Didalam kolam diberi KAKABAN (Tempat menempelnya telur ikan)
Perbandingan Jumlah indukan :
-
Ikan Nila 1:3 (1 ♀ dan 3 ♂)
-
Ikan Mas 3:2 (3 ♀ dan 2 ♂)
-
Ikan Lele 1:1 (1 ♀ dan 1 ♂)
Kedalaman air : 75 cm
Ikan Biasanya mulai memijah pada malam hari.
b.
LARVA
Larva-larva tersebut sebelum di masukkan kedalam kolam
di taruh di Hapa terlebuh dulu, hapa di letakkan di kolam dekat saluran pemasukan
dengan maksud agar tercukupi kebutuhan oksigennya. Larva hasil panen di
kumpulkan maksimal tiga hari sebelum di masukkan ke kolam untuk di dederkan.
Dengan tujuan agar nantinya mempunyai ukuran yang seragam.
c.
PENDEDERAN
Pendederan pertama dilakukan di kolam yang luas, pakan
yang di gunakan yaitu berupa pellet halus yang di aduk dengan air.
Persiapan Pendederan :
·
Pengeringan kolam
·
Perbaikan Pematang
·
Pengapuran
·
Pemupukan
·
Pengairan.
Pendederan Pertama (P1) : 200 ekor/meter
Pendederan Kedua (P2) : 100 ekor/meter
Pendederan Ketiga (P3) : 50 ekor/ meter
d.
BENIH
Benih ikan dimasukkan kedalam kolam setelah kolam
tersebut di taburi kapur dan di pupuk, setelah selang beberapa hari barulah
benih-benih tersebut dimasukkan. Pembenihan adalah pemeliharaan ikan setelah
lepas masa larva. Masa lepas larva biasanya 1-1,5 bulan. Setelah lama di taruh
di kolam beradaptasi dengan linkungannya, baru selanjutnya diambil kembali
untuk dilakukan sampling.Cara kerja sampling yaitu :
-
Pengukuran panjang badan (dengan menggunakan penggaris)
-
Penimbangan berat badan (dengan menggunakan timbangan
digital)
Sampling
tersebut dilakukan bertujuan untuk, menentukan berapa Kg pakan yang harus di
berikan dari (%) berat badan(Kg) ikan, agar pertumbuhannya bisa maxsimal.
Kapasitas
benih didalam kolam yaitu : 40% (♀) dan 60% (♀). Yang jantan sisanya dijadikan
konsumsi.
e.
INDUK
Indukan ikan tersebut biasanya di seleksi terlebih
dulu untuk di bedakan antara yang jantan dan yang betina, sebab innduk yang di
masukkan kedalam kolam tersebut sudah satu paket yaitu 100 ekor (♂) dan 400 ekor (♀) dengan jumlah
keseluruhan yaitu 500 ekor. Setelah di panan biasanya sudah tidak lengkap satu paket
karena sebagian ada yang mati.
{ Seleksi induk
-
Memiliki umur matang gonad yang sesuai, untuk betina ± 10
bulan, jantan ± 8 bulan
-
Bobot induk betina minimal 200 g, jantan 250 g
-
Bentuk tubuh proporsional, tanpa cacat
-
Berasal dari panti induk yang berkualitas
{ Sexing induk
-
Dilihat dari kelaminnya
-
Warna badan
-
Bentuk badan
5)
PAKAN
Pakan alami ikan saat berada di kolam adalah
Zooplankton (plankton Hewani) seperti Retifera sp,Moina sp, dan dapnia sp,
Fitoplankton, tanaman – tanaman air (ganggang), binatang berukuran
kecil,seperti udang, Jentik-jentik nyamuk, larva, cacing, sisa-sisa bahan
organic yang masih segar, daun tumbuhan lunak, seperti Hydrilla, ganggang
sutra, dan klekap, serangga, Crustacea, cladocera, copepod, ostracoda,
perifiton, serta tumbuhan lumutpun menjadi makanan alami induk nila. Pakan
alami diatas sebagian juga sebagai makanan alami Larva dan benih ikan. Petani
budidaya juga member pakan yang berasal dari pabrik, Seperti yang dilakukan di
BAT Cangkringan, mereka menggunakan pakan Pelet bermerek Pokphand (Pakan ini
bisa untuk semua jenis ikan).
Analisis pakan Pokphand :
-
Protein : Min. 25%
-
Lemak : Min. 5%
-
Serat : Max. 5%
-
Kadar air : Max. 12%
Komposisi
pakan (bahan-bahan yang dipakai) :
Tepung ikan,
Bungkil kacang kedelai, Pecahan gandum, Dedak padi, Vitamin A, C, D3, E, K, B2,
B6, B12, Niasin, Kalsium D Panthethonate,Choline chloride, Trace mineral dan
Antioxidan. Pakan yang paling bagus untuk digunakan sebagai pakan ikan adalah
pakan yang Proteinnya tinggi, karena bisa menunjang pertumbuhan ikan.
Porsi
pemberian pakan di BAT cangkringan : Ada yang ikannya sampai kenyang, Ada juga
yang 5% - 10% dari berat badan. Biasanya ikan yang sudah ditentukan Kg pakan
dari % berat badannya, sebelumnya ikan terssebut sudah melalui tahap sampling,
yaitu pengukuran panjang badan dan penimbangan berat badan.
Pemberian
pakan di BAT Cangkringan dilakukan pada Pagi dan Sore hari. Bahkan pemberian
pakan pada ikan Lele juga dilakukan pada Malamhari karena Lele juga termasuk
Binatang malam.
6)
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM BUDIDAYA IKAN
a.
Oksigen
Oksigen yang terlarut yang ideal untuk tumbuh dan
brkembang biak bagi ikan adalah 5-6 ppm. Ikan hanya mengambil 3-5 ppm, karena
kebanyakan ikan dapat langsung mengambil udara dari permukaan air, dan
biasanyasejenis ikan nila suka air yang mengaling dari atas, karena banyak
mensuplay oksigen dan biasanya ikan nila jika airnya tidak mengalir dia akan
setres, pertumbuhan tidak optimal, nafsu makan berkurang dan banyak penyakit
yang menyerang dalam sekejap ikan akan mati mendadak.
b.
Suhu
Suhu air selain berpengaruh terhadap pertukaran
zat-zat atau metabolism dari makhluk hidup, juga berpengaruh terhadap kadr
oksigen yang terlarit. Semakin tinggi suhu air, maka maka semakin sedikit
oksigen yang terlarut. Suhu disini juga haris selalu dicek dengan menggunakan
alat pengukur suhu.
c.
PH
Ikan air tawar di BAT Cangkringan Tumbuh baik pada
derajat keasaman 6,5-8,5 0. Dan kadar PH ini setiap kali juga harus di
control/di cek dengan menggunakan PH meter yang telah tersedia di BAT
Cangkringan.
d.
Senyawa kimia
Bahan–bahan bercun seperti CO2, H2S, NH3 , Akan
menghambat pertumbuhan ikan khususnya ikan Nila, bahkan dalam konsentrasi yang
tinggi bahan–bahan kimia beracun tersebut dapat menyebebkan kematian. Kadar CO2
Masih dapat di tolerir oleh ikan khususnya ikan Nila, jika hanya terdapat 15-30
ppm, Sedangkan untuk H2S dan NH3 tidak lebih dari 2 ppm. (Djariah, 1995).
7)
PENYAKIT
Penyakit adalah organisme yang hidup dan berkembang di
dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhn ya terganggu.
Ada dua factor yang dapat manyebabkan ikan sakit.
Pertama, penyakit yang disebabkan oleh gangguan jasad hidup atau sering di sebut
dengan penyekit parasite. Kedua, penyakit yang disebabkan oleh factor fisik dan
kimia perairan atau sering di sebut dengan penyakit non parasiter.
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit dan
Pengendaliannya yang banyak menyerang ikan di BAT Cangkringan:
a.
Penyakit Gatal
Penyebab : Parasit Trichodina sp
Gejala klinis :
-
Ikan pucat, Nafsu makan menurun dan gelisah.
-
Menggosok-gosokkan badan pada benda-benda di sekitarnya
(gatal)
-
Frekwensi pernafasan meningkat dan sering meloncat-loncat.
-
Iritasi sel epitel kulit, produksi lender berlebih sehingga
berwarna kecoklatan atau kabiruan.
-
Sirip rusak (Gripis dan Rontok)
Pengendalian :
-
Mempertahankan suhu >29 oC
-
Menjaga kualitas air dan fkwensi pergantian air lebih seriang
-
Menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan tubuh ikan
melalui imunustimulan (contoh Vit. C)
-
Perendaman dengan menggunakan garam dapur 300 ppm atau kalum
permanganate (PK) 4 ppm selama 12 jam.
b.
Penyakit Bintik putih (White Spot)
Penyebab : Ichthyopthirius sp
Gejala klinis :
-
Ikan pucat, Nafsu makan menurun dan gelisah.
-
Terdapat bintik-bintik putih di sirip, kulit dan insang,
sehingga disebut penyakit bintik putih.
-
Pertumbuhannya lambat.
-
Ikan yang diserang akan banyak mengeluarkan lender.
Pengendalian :
-
Ikan direndam kedalam larutan Methilene Blue.
-
Juga Bisa dengan menggunakan Garam Dapur (NaCl) sebanyak 1-3
g per 10 ml air bersih. Lama perendaman 5-10 menit.
c.
Penyakit Merah
Penyebab : Bakteri Aeromonas Hydrophila
Gejala klinis :
-
Warna tubuh kusam/gelap, nafsu makan menurun mengumpul di
dekat saluran pembuangan, kulit kasar, dan ekses lender.
-
Pendarahan pada pangkal sirip, ekor, sekitar anus dan bagian
tubuh yang lain.
-
Sisik lepas, luka, dan akhirnya menjadi borok.
-
Pada infeksi berat, perut lembek dan bengkak (dropsiy) yang
berisi cairan merah kekuningan.
-
Ikan mati lemas dan sering di temukan di permukaan maupun di
dalam kolam.
Pengendalian :
-
Managemen kesehatan hewan terpadu antara insanag, pathogen
dan lingkungan.
-
Vaksinasi dengan vaksin Aeromonas Hydrophila (Hydrovac)
melalui perendaman pada dosis 1 ml/10 liter air selama 15 menit, dan di ulang
(booster) melalui pakan pada dosis 3 ml/kg bobot tubuh ikan di berikan selama 5
hari berturut-turut.
-
ROXINE Aquatic melalui perendaman pada dosis 12 gr/100 liter
air selama 15 hari untuk budidaya dan perendaman pada dosis 0,5-1gr/100 liter
air (5-10 ppm) ikan dapat di panen setelah 14-21 hari dari pengobatan.
d.
STREPTOCOCCOIS
Penyebab : Bakteri Streptococcus iniae
Gejala klinis :
-
Nafsu makan menurun, Lemah, tubuhnya berwarna gelap, dan
pertumbuhannya lambat.
-
Matanya menonjol (Exopalmia), pendarahan, perutnya kembung
(dropsy) atau luka yang berkembang menjadi borok.
-
Pergerakannya tidak terarah (Nervous).
-
Pendarahan pada tutuup insang (Operculum).
Pengendalian :
-
Managemen kesehatan hewan terpadu antara insanag, pathogen
dan lingkungan.
-
Vaksinasi denagn menggunakan vaksin anti Streptococcus iniae
(AQUAVAC TM GARVETIL) Untuk ikan berukuran 1 gr, dengan cara perendaman pada
dosis 0,01 ml/gr ikan selama 60 detik.
-
FUJIPENIN TM 40 pada dosis 0,25 gr/kg ikan atau selama 5 hari
berturut-turut, ikan dapat di panen 14-21 hari setelah pemberian obat di
hentikan.
8)
BAGIAN PROSES PRODUKSI BAT CANGKRINGAN
a.
Produksi benih : Seleksi induk Pemijahan Penetasan
Pendsederan 1
Panen Distribusi.
b.
Produksi Induk : Seleksi indik Pemijahan Penetasan telur
Pendederan 1 Seleksi benih 1 Pendederan II Seleksi benih ke II Pembesaran 1
Seleksi calon induk1 Pembesaran ke II Seleksi calon induk II
Panan calon induk Distribusi.
c.
Produksi Ikan Konsumsi : Abkiran Calon induk, Abkiran Induk
Distribusi.
9)
PROSES MATARANTAI PEMASARAN BAT CANGKRINGAN
-
Produsen Konsumen (Petani dating sendiri)
-
Produsen Tengkulak Konsumen.
BAB III
KESIMPULAN
Pada umumnya jenis-jenis
ikan liar atau yang baru saja dijinakkan dari alam sulit dipijahkan. Bahkan
beberapa jenis ikan, seperti tawas, yang sudah lama dikenal sebagai ikan
budidayapun kenyataannya relatif sulit dipijahkan.
Tetapi setelah cukup lama
dipraktekkan di BII Sentral Cangkringan, ternyata sistem imbas dapat
dipergunakan untuk mengatasi hal tersebut di atas. Beberapa jenis ikan yang
dapat dipijahkan dengan sistem cangkringan antara lain adalah : tawes,
grascarp, lele dumbo, dll.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment