KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat selesai dibuat tepat pada
waktunya. Dan akhirnya dapat melengkapi tugas dari mata pelajaran PPKN.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka penulis menerima kritik dan saran
yang membangun agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian PETRUS....................................................................................................... 2
B.
Sejarah.......................................................................................................................... 2
C.
Akibat.......................................................................................................................... 2
D.
Kontroversi................................................................................................................... 3
E.
Korban dari Petrus....................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................................... 5
B.
Saran............................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika tahun 80 an, Para preman dan
para perampok akan ketakutan kala mendengan kata "Petrus". Petrus
sebenarnya adalah singkatan dari Penembak Misterius. Tahun 1980-an. Ketika itu,
ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak.
Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus",
penembak misterius.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas
1. Bagaimana
awal terjadinya Petrus
2. Bagaimana akibat, korban dan
kontroversi dari peristiwa Petrus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PETRUS
Penembakan
misterius atau sering disingkat Petrus
(operasi clurit) adalah suatu operasi rahasia dari Pemerintahan Suharto
pada tahun 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi
pada saat itu. Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan
pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan
ketentraman masyarakat khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah. Pelakunya tak
jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus"
(penembak misterius).
B.
Sejarah
Petrus berawal
dari operasi penanggulangan kejahatan di Jakarta. Pada tahun 1982, Soeharto
memberikan penghargaan kepada Kapolda Metro Jaya, Mayjen Pol Anton
Soedjarwo atas keberhasilan membongkar perampokan yang
meresahkan masyarakat. Pada Maret tahun yang sama, di hadapan Rapim ABRI, Soeharto meminta polisi dan ABRI mengambil langkah pemberantasan yang
efektif menekan angka kriminalitas. Hal yang sama diulangi Soeharto dalam
pidatonya tanggal 16 Agustus 1982. Permintaannya ini disambut oleh Pangopkamtib
Laksamana Soedomo dalam rapat koordinasi dengan Pangdam Jaya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di Markas Kodam Metro Jaya tanggal 19 Januari 1983. Dalam rapat itu
diputuskan untuk melakukan Operasi Clurit di Jakarta, langkah ini
kemudian diikuti oleh kepolisian dan ABRI di masing-masing kota dan provinsi
lainnya.
C.
Akibat
Pada tahun
1983 tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka
tembakan. Pada Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas
ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak.
Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan
lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang
ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan
kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal
dan dijemput aparat keamanan. Petrus pertama kali dilancarkan di Yogyakarta
dan diakui terus terang M Hasbi yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan
Kodim 0734 sebagai operasi pembersihan para gali (Kompas, 6 April 1983).
Panglima Kowilhan II Jawa-Madura Letjen TNI Yogie S.
Memet yang punya rencana mengembangkannya. (Kompas, 30
April 1983). Akhirnya gebrakan itu dilanjutkan di berbagai kota lain, hanya
saja dilaksanakan secara tertutup.
D. Kontroversi
Masalah Petrus
waktu itu memang jadi berita hangat, ada yang pro dan kontra, baik dari
kalangan hukum, politisi sampai pemegang kekuasaan. Amnesti Internasional pun
juga mengirimkan surat untuk menanyakan kebijakan pemerintah Indonesia ini.
E.
Korban dari Petrus
Sebagian besar korban para petrus
adalah preman-preman kelas teri yang biasanya menjadi pemalak, perampok, dan
Bromocorah atau mereka yang dianggap melawan peraturan kekuasaan rezim
soeharto. Mereka lebih dikenal dengan sebutan Galli. Petrus biasanya mengambil
para pemuda yang dianggap sebagai preman. Meraka biasanya dibawa dengan mobil
jeep gelap dan dibawa ke tempat yang jauh dari keramaian. setelah itu mereka
dibunuh dan mayatnya dibiarkan tergeletak begitu saja. Pada masa itu, para
preman menjadi sangat takut untuk keluar rumah, bahkan pemuda bukan preman tapi
mempuanyai tato di badanya kadang juga sering menjadi incaran para petrus. maka
tak heran jka pada masa itu, Rumah sakit kewalahan menerima para pemuda yang
ingin menghapus tato mereka.
Para korban petrus sendiri saat ditemukan masyarakat
dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukan ke
dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke
sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik
oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan. Tercatat ada 11 provinsi
yang menerapkan petrus, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
DIY, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur.
Tapi sampai sekarang, belum ada pengakuan resmi dari pemerintah . Dan
bahkan kasus ini seakan hilang begitu saja seiring dengan lengsernya kekuasaan
Soeharto.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tahun 1983 saja tercatat 532 orang
tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107
orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang
tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat
ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan
korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di
depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para
korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.
Hingga saat ini kasus pelanggaran HAM Petrus belum terselesaikan.
B.
Saran
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment