BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyaknya penyimpangan keagamaan
diantaranya yaitu dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi
gereja agar mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi, paus sebagai
bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan wanita seperti
Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil hubungannya dengan wanita
simapannya, penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies).
Adanya penyimpangan terhadap acara
sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap benda-benda keramat atau
tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang
tidak masuk akal, seperti para pastor yang semata-mata merupakan manusia yang
memiliki sifat yang sama dengan yang lainnya menganggap dirinya keramat,
korupsi atas nama negara, pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan
kaum bangsawan lokal, kebangkitan nasionalisme di Eropa, perkembangan
kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis
ingin memunculkan beberapa permasalahan antara lain:
1.
Apa
pengertian reformasi gereja?
2.
Siapa
saja tokoh-tokoh dalam reformasi gereja?
3.
Bagaimana
proses terjadinya reformasi gereja?
4.
Apa
saja dampak yang terjadi setelah reformasi gereja ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Reformasi Gereja
Sehingga reformasi gereja merupakan
sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupanyang didominasi oleh otokrasi gereja
yang menyimpang. Reformasi gereja adalah sebuahupaya perbaikan dan kembali pada
ajaran gereja yang lurus, gerakan reformasi berupasikap kritis terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak GerejaKatoliik pada waktu
itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa
B.
Tokoh Dalam Reformasi Geraja
1.
Martin
Luther (1483-1546)
Luther lahir pada tanggal 10 November
1483 di Eisleben, Jerman. Seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam gereja
bahkan di kalangan Protestan setelah era Reformasi di mana Luther merupakan
salah satu tokoh utamanya. Luther membawa pembaharuan besar di Jerman. Dalam
persembunyian dia menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam bahasa
Jerman.
Luther membawa pembaharuan besar di
Jerman pada masa itu. Dalam persembunyian
dia menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman. Ini
sangat penting sebagai sebuah pintu bagi perubahan dan kemerdekaan berpikir.
Selama 1500-an tahun, yang berhak membaca Kitab Suci hanya segelintir orang dan
yang berhak menafsirkannya hanya para petinggi gereja seperti Paus di Roma.
Penerjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Jerman juga membawa pembaharuan tidak
hanya dalam kehidupan beragama tetapi juga dalam bidang non-agamis seperti seni
dan budaya.
2.
Erasmus
Desiderius Roterodamus
Adalah seorang humanis yang terkemuka
dan merupakan perintis Reformasi. Karyanya edisi perjanjian Baru diterbitkan
pada tahun 1516 dalam Bahasa Yunani mendorong reformasi Luther. Erasmus
dilahirkan 27 oktober 1466. Ia tinggal dalam biara Augustinus selama 5 tahun
(1486-1491). Pada waktu selama itu ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa
dan lain. Dalam tulisannya sudah tampak kritiknya pada kekuasaan gereja.
Erasmus adalah seorang tokoh yang
berjasa bagi gerakan reformasi gereja yang dipimpin oleh Luther. Luther
menggunakan edisi baru bahasa Yunani yang dikeluarkan oleh Erasamus. Erasamus
juga mengeritik keburukan-keburukan yang ada di gereja dan menasahati paus
supaya mengambil tindakan-tindakan pembaharuan gereja. Hingga tahun 1524
Erasamus bersimpati pada reformasi Luther.
3.
Zwingli
Huldrych (atau Ulrich) Zwingli lahir
di Swiss, 1 Januari 1484 adalah pemimpin Reformasi Swiss, dan pendiri Gereja
Reformasi Swiss. Reformasi Zwingli didukung oleh pemerintah dan penduduk
Zürich, dan menyebabkan perubahan-perubahan penting dalam kehidupan masyarakat,
dan urusan-urusan negara di Zürich. Gerakan ini, khususnya, dikenal karena
tanpa mengenal kasihan menganiaya kaum Anabaptis dan para pengikut Kristus
lainnya yang mengambil sikap tidak melawan. Reformasi menyebar dari Zürich ke
lima kanton Swiss lainnya, sementara yang lima lainnya berpegang kuat pada
pandangan iman Gereja Katolik. Zwingli terbunuh di Kappel am Albis, dalam
sebuah pertempuran melawan kanton-kanton Katolik.
4.
John
Calvin (1509-1564)
Yohanes Calvin atau John Calvin lahir
di Noyon, Kerajaan Perancis, 10 Juli 1509 Swiss. Ia adalah teolog Kristen terkemuka pada masa Reformasi
Protestan yang berasal dari Perancis. Seorang pemimpin Reformasi Gerakan Gereja
di Swiss. Merupakan generasi kedua dalam jajaran pelopor dan pemimpin reformasi
gereja abad ke-16 peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris.
Gereja-gereja yang mengikuti ajaran tata gereja yang digariskan Calvin
tersebar. Dikenal dengan gereja Calvinisme. Sebagai pelopor Reformasi Gereja,
ia menyebarkan gagasan-gagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar
itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas
Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman
dan berpengaruh di Perancis, Hongaria khususnya di Transilvania dan Polandia.
5.
John
Knox
Lahir sekitar tahun 1513 di
Haddington. Ia belajar di Universitas St. Andrews lalu ditahbiskan menjadi imam
Katolik tahun 1536 dan menjadi seorang notaris kepausan tahun 1540. Ia adalah
salah seorang tokoh yang memengaruhi gerakan reformasi di Skotlandia. Ia
merupakan salah satu murid Calvin di Jenewa, sehingga pengaruh teologi Calvinis
sangat kental dalam dirinya. Menurut Knox, kekristenan dan kemerdekaan nasional
harus dapat ditemukan bersama, karena keduanya merupakan suatu pergumulan yang
dapat diselesaikan bersama.
6.
John
Wycliff
John Wycliffe lahir 1324 adalah seorang pengajar di
Universitas Oxford, Inggris, yang dikenal sebagai filsuf, teolog, pengkhotbah,
penterjemah dan tokoh reformasi Kristen di Inggris. Ia dikenal melalui karyanya
menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris pada tahun
1382, yang dikenal sebagai "Alkitab Wycliffe". Karya inilah yang
mempengaruhi terjemahan-terjemahan Alkitab kemudian. Pada tahun 1371
doktrin-doktrin Wycliffe mengenai kekayaan gereja dianggap cocok bagi
pemerintah sekuler saat itu, sebab gereja sangat kaya dan memiliki kurang lebih
sepertiga dari seluruh tanah di Inggris. Namun demikian, gereja masih menuntut
kebebasan pajak dari pemerintah. Doktrin-doktrin Wycliffe dipakai untuk memaksa
para rohaniawan yang segan membayar, sehingga dengan begitu pemerintah dapat
membiayai perang yang mahal melawan Prancis.
C.
Proses Terjadinya Reformasi Gereja
Awal terjadinya reformasi gereja ini
muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman masih merupakan
negara agraris yang terbelakang dibandingkan negara-negara Eropa lainnya,
kuatnya pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman, banyaknya
penjualan surat-surat pengampunan dosa di Jerman melebihi negara-negara Eropa
lainnya, sebagian besar rakyat Jerman yang berprofersi sebagai petani yang
merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat kekuasaan katolisme salh
satunya dengan adanya pajak-pajak yang sangat memberatkan rakyat.
Selain itu juga faktor yang paling
mendasari terjadinya reformasi di Jerman adanya fase transisi ekonomi di Jerman
dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan dari masyarakat feodal menuju
masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Dari sinilah muncul
satu tokoh yaitu Marthin Luther yang dari pemikiran-pemikirannya itu kemudian
terlahir sebuah reformasi gereja yang nantnya tidak hanya berkembang di Jerman
melainkan meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya.
Adapun pemikiran-pemikiran dari
Marthin Luther dalam melakukan protes terhadap kekuasaan Gereja Khatolik Roma
yaitu:
o
Penolakan
Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh Paus karena
menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk memberikan
pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu didasarkan kepada
kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.
o
Menurut
Luther sakramen hanya digunakan untuk membantu keimanan tetapi bukan sama
sekali alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan.
D.
Dampak Reformasi Gereja
Dampak dari adanya Gerakan Reformasi
Protestan dibawah Luther dan Calvin adalah:
Pertama,
dampak sosial dan politikterhadap Eropa dan negara-negara Barat pada umumnya.
Reformasi ini menimbulkan Western Christendom sehingga munculnya negara-negara
nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan atau gembala politik seperti
lembaga Kepausan Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi politik, kesadaran
individual akan pentingnya hak-hak politik, kebebasan individu. Sehingga
menjadi dasar timbulnya gerakan-gerakan demokratisasi yang dan anti kekuasaan
totaliter dan keberanian rakyat untuk selalu melakukan kontrol terhadap
kekuasaan.
Tetapi dengan adanya gerakan
reformasi Protestan ini juga lahirnya kekuasaan absolut di Eropa. Banyaknya
pertikaian antara Calvinisme dengan katolik, peperangan saudara dan
penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katolisisme.
Reformasi juga haris bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian massal dalam
peristiwa berdarah pada malam St. Bartholomeus. Di Belanda pun terjadi
pemberontakan petani yang menolak membayar pajak dan akhirnya oleh pangeran
Philip mereka semua dibantai. Dan pengikut Protestan dianggap pengkhianat dan
selama enam tahun terjadi teror dan pembunuhan terhadap kaum protestan.
Kedua,
Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-sekte
kecil; Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun
ditunjau dari segi doktrin-doktrin fundamentalnya sekte-sekte itu tidak
memiliki prinsip yang berbeda, tetapi timbulnya hal tersebut menyebabkan
keretakan serius dalam agama kristen. Akibat adanya sekte-sekte ini, Eropa
terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan negara-negara Skandinavia (Swedia
dan Norwegia), menganut Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan
Prancis menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan
Italia menganut katolisisme (Ortodoks).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Reformasi gereja bukan merupakan hal
yang baru lagi dalam lingkungan Kristiani terlebih ddalam kalangan Kristen
Protestan. Bila berbicara tentang reformasi maka tidak akan terlepas dari
pengaruh Renaisanns (abad pencerahan) dan humanisme yang terjadi di Eropa.
Keduanya memberi aspirasi baru bagi kehidupan manusia hingga saat sekarang.
Renaisanns yang terjadi pada akhir
abad 14-17 dan puncaknya pada tahun 1500 telah membawa banyak perubahan dalam
kehidupan manusia. Manusia mulai melihat kembali siapakah dia yang sebenarnya,
sehingga manusia mulai keluar dari kehidupannya yang sebelumnya. Pada masa ini
juga mulai muncul bahasa Jerman (bahasa nasional). Ada beberapa penyebab
berkembangnya Renaissans ini, yaitu :
1.
Asimilasi
pengetahuan dan kebudayaan Yunani dan Arab
2.
Struktur
sosial dan politik Italia bukan sebagai suatu kesatuan politik lagi melainkan
negara-negara kecil dan wilayah yang memiliki kebebasan politik, dan Kematian
hitam, dimana orang mulai tidak percaya pada agama sehingga ilmu pengetahuan
mulai dikembangkan di Eropa.
3.
Reinassans
mempengaruhi reformasi karena pada zaman renaissans mulai muncul
percetakan-percetakan yang membantu para reformator.
B.
Saran
Makalah yang ditulis adalah makalah
yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi kemajuan dari makalah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
2 comments:
Terimakasih atas informasinya.
OK sama"
Post a Comment